價格:免費
更新日期:2018-10-09
檔案大小:4.4M
目前版本:1.1
版本需求:Android 4.0 以上版本
官方網站:mailto:anisatiara200@gmail.com
Ga semestinya, Bel.. gue suka sama cowok kaya dia. Ucapku di sepanjang perjalanan pulang sekolah. Lu ngomong apa sih? Jangan gitu! Semua orang berhak naruh rasa buat seseorang.. jawab Bella, sahabatku.
Gue tau.. tapi lu pikir deh, Soal Intan. Lu tau kan dari dulu gue benci sama dia? tanyaku. Ehe… trus apa hubungannya Elu, Awan, sama Intan? Tanya Bella balik.
Perlu lu tahu, Bel.. Intan juga suka sama Awan. Jawabku agak keras. Teman-teman yang ada di sekitar kami pun menoleh ke arah kami. Ssst… pelanin suara lu! bisiknya. Aku terdiam. Kok bisa sih Intan suka sama Awan? Sejak kapan? sambungnya.
Gue gak tau pasti, tapi kayanya baru-baru ini. Jawabku. Bella mengangguk. Lah… lu dulu juga gak suka kan sama Awan? Kenapa sekarang jadi cinta? Tanya Bella lagi.
Gue juga bingung mau jelasinnya gimana. Dulu, pas di SMP, gue biasa-biasa aja, gak ada perasaan apa-apa, tapi gak tau kenapa semenjak gue SMA ini, gue mulai suka sama dia. Tapi ya itu tadi, Saingan gue Intan Lagi!
Desahku lirih. Sabar aja lah… Kalo Awan jodoh lu juga gak akan kemana. Lagian Awan kan alim, mana mau ama cewek gatel kaya Intan? Ucap Bella. Aku mengangguk. Semoga saja itu benar..
Ku hempaskan tubuhku di atas sofa.. sepi, tak bergeming. Ku tatap atap rumahku. Pikiranku melayang, jauh menembus Awan. Ah.. Awan lagi. Cowok hitam manis itu ternyata mampu mencuri hatiku yang masih menyimpan luka dari Rangga. Aku tahu, tak mudah memiliki Awan meski kelihatannya mudah.
Apalagi ada Intan, orang yang dari dulu selalu merebut orang yang aku sukai. Sudah 2 orang yang aku sukai dimilikinya. Akankah Awan menjadi orang ke-3? Ya Allah ku mohon jangan.
tok-tok-tok.. seseorang mengetuk pintu rumahku sesaat aku terbuyar oleh lamunanku tentang Awan. Aku pun segera bangkit dan melihat siapa yang datang.
Hai, Mel.. sapa orang itu begitu aku membuka pintunya. Sejenak aku terdiam tak percaya, menatapnya dengan penuh Tanya dalam hati.
Awan? Tanyaku tergagap. Awan mengangguk. Oh… eh, kok tumben? Yuk masuk! ucapku agak grogi. Awan tersenyum dan mengikutiku masuk ke dalam rumah.
Silahkan duduk! ucapku mempersilahkan. Awan pun duduk.
Sorry nih sebelumnya gue ganggu. Tukasnya mulai bicara. Aku tersenyum.
Nggak kok… nyantai aja. Ada perlu apa? Kok tumben? tanyaku.
Gak ada apa-apa sih sebenernya. Tadi gue lewat depan rumah Loe, trus mampir deh.. itung-itung sambil nunggu waktu ashar. Jawabnya santai.
Hmm… okey.. Eh mau minum apa nih?
tawarku. Dia kembali tersenyum. Nggak usah repot-repot, gue gak haus. Lagian gue Cuma bentar kok disini. Bentar lagi waktu ashar. Jawabnya datar. Aku mengangguk.
Sejenak keheningan terjadi di antara kami. Awan sibuk membaca majalah yang tergeletak di meja sambil sesekali berdehem yang membuyarkan tatapanku padanya. Ya Allah.. dia begitu tampan meski sebagian orang tak bilang dia tampan. Dia Tampan dari hatinya. Ya Allah, andai ajaa…
Astaghfirullah, udah adzan nih.. sentak Awan yang menghapus hayalanku dalam hitungan detik.
Oh iya nih.. Balasku gugup.
Gue pamit dulu ya? Lain kali kalo ada waktu Gue pasti main lagi. Ucapnya. Aku tersenyum sembari mengangguk menanggapi janjinya. Kami pun melangkah beriringan menuju luar rumah.
Aku melambaikan tangan mengiringinya pergi dengan sepeda motornya. Lambaianku tak terhenti sampai orang yang diam-diam ku sukai menghilang dari tatapanku.
Waktu tak berhenti bergulir, ku lihat jam dinding yang menggantung di sudut dinding kamarku, tak jauh dari meja belajar. Sudah lewat tengah malam, tapi mataku sulit untuk ku tutup. Aku bimbang, resah, memikirkan hal yang sama sekali tak pasti. Tapi yang jelas, pikiran burukku ini tertuju pada Awan. Astaghfirullah…
==========================================================
fiture :
-berjalan secara offline / tanpa koneksi internet
-ukuran file kecil
-dapat digunakan diberbagai versi android